JAKARTA, (PRLM).- Menteri Agama Suryadharma Ali meminta momentum Hari Raya Nyepi dimanfaatkan untuk saling memaafkan, saling memberi dukungan moral agar pengabdian kita semakin berprestasi."Saya berharap seluruh umat Hindu mampu bersama-sama mengawal komitmen pemerintah melakukan reformasi disemua lini kehidupan dengan bekerja sebaik-baiknya dan bertanggungjawab," ucap Suryadharma Ali dalam sambutan dalam rangka perayaan hari Nyepi Tahun Caka 1933, di Jakarta, Jumat (4/3).
Menurut Menag, Nyepi adalah saat seluruh kehidupan dihentikan sejenak, pada tahun baru Caka, saya harapkan kehidupan digiatkan kembali dengan prinsip bekerja tanpa pamrih (yadnya), yaitu prinsip bahwa kerja adalah pengabdian kepada Tuhan. "Melalui kerja, kita mencapai prestasi dan melalui kerja kita mencapai kemuliaan," ucapnya.
Melalui berata penyepian ini, kata Suryadharma Ali, umat Hindu melatih mengendalikan nafsu dari berbagai godaan dengan cara hening-sepi. Dalam keheningan ini, umat Hindu melakukan introspeksi diri mengenai tata laku yang dilakukan sebelumnya dan berupaya meningkatkan kualitas diri dalam hubungan manusia dengan Tuhan, sesama anak bangsa dan dengan lingkungannya.
Menag Suryadharma Ali menambahkan, upaya meningkatkan kualitas diri harus dimaknai setiap umat harus mampu memahami dan mengaktualisasi ajaran agamanaya dengan baik.
Menjadi kewajiban setiap umat, kata Menag, untuk taat pada ajaran agamanya dan masing-masing berusaha untuk memuliakan dan menjaga kesuciannya. "Berbekal pada penguasaan ajaran agama serta kematangan emosional yang ditempa secara sistematis, umat Hindu, saya harap mampu menjadi anak bangsa yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, persaudaraan, dan kedamaian," jelasnya.
Pada awal sambutannyua, Menag mengatakan, dalam pelaksanaan hari raya Nyepi, umat Hindu melaksanakan empat pantangan (catur berata), yaitu amati geni-tidak menyalakan api, amati karya-tidak bekerja, amati lelungan-tidak bepergian dan amati lelanguan-tidak bersenang-senang.
Empat pantangan itu, kata Menag, hakikatnya bertujuan melatih manusia untuk mengendalikan pikiran (manacika), perkataan (wacika), dan perbuatan (kayika), agar tetap berada pada ajaran kebenaran (dharma).
Pada bagian akhir dari sambutannya, Menteri Agama Suryadharma Ali mengucapkan selamat Hari Nyepi Tahun Caka 1933. "Semoga kita dapat hidup berdampingan dan salim memberi arti," ucap Suryadharma Ali.

Comments
0 comments to "Momentum Nyepi Untuk Saling Memaafkan"
Posting Komentar
silahkan masukan keritikan nya, karena bagi saya kritik ada keripik